Globalisasi hanya berdampak pada meningkatnya konsumsi produk luar negeri.

Pola konsumsi tradisional tetap dominan meskipun ada pengaruh globalisasi.

Globalisasi menyebabkan masyarakat meninggalkan semua nilai-nilai lokal.

Perubahan pola konsumsi hanya terjadi pada kelompok masyarakat tertentu yang memiliki akses media digital.

Karena perubahan nilai-nilai yang terjadi hanya berdampak pada individu, bukan pada struktur sosial.

Karena konflik tersebut menunjukkan kegagalan institusi keluarga dalam beradaptasi dengan perubahan.

Karena konflik tersebut hanya terjadi di era digital.

Karena konflik tersebut tidak akan pernah bisa diselesaikan.

Terjadinya mobilitas sosial vertikal secara masif ke atas bagi semua lapisan masyarakat.

Kesenjangan sosial akan semakin merata karena semua pekerjaan membutuhkan keahlian baru.

Hilangnya semua bentuk pekerjaan manual dan digantikan sepenuhnya oleh robot.

Stratifikasi sosial akan menjadi lebih kaku dan tidak memungkinkan adanya mobilitas.

Globalisasi hanya menyebabkan erosi budaya lokal.

Teknologi digital adalah satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk melestarikan budaya lokal.

Budaya lokal dan global tidak dapat hidup berdampingan.

Pelestarian budaya lokal hanya bisa dilakukan oleh seniman tradisional.

Gerakan global hanya digerakkan oleh satu tokoh karismatik.

Gerakan global memiliki sumber daya yang tak terbatas.

Gerakan global tidak memiliki tujuan yang jelas.

Gerakan global tidak pernah mendapatkan dukungan dari masyarakat.

Tidak ada korelasi antara penggunaan internet dan IPM.

Semakin tinggi tingkat penggunaan internet, semakin rendah IPM.

Penggunaan internet adalah satu-satunya faktor penentu IPM.

IPM menentukan tingkat penggunaan internet.

Menggunakan iklan cetak di koran dan majalah.

Mengadakan seminar tatap muka di balai kota.

Mengirimkan surat edaran melalui pos.

Melakukan kampanye dari pintu ke pintu.

Terjadinya deindustrialisasi.

Terjadinya mobilitas sosial vertikal ke bawah secara masif.

Adanya kesenjangan pendapatan yang semakin menurun.

Tidak ada perubahan yang signifikan.

Karena teknologi digital hanya mempercepat penyebaran informasi, baik benar maupun salah.

Karena disrupsi digital hanya berdampak pada individu, bukan pada struktur sosial yang lebih luas.

Karena teknologi digital hanya menguntungkan kelompok masyarakat yang memiliki akses internet.

Karena disrupsi digital hanya terjadi di negara maju.

Karena globalisasi menghilangkan semua perbedaan budaya.

Karena globalisasi memaksa setiap negara untuk kembali ke tradisi lama.

Karena globalisasi melarang pertukaran budaya antar negara.

Karena budaya lokal tidak dapat bersaing dengan budaya global.

Karena Revolusi Hijau hanya fokus pada industri, bukan pertanian.

Karena petani miskin tidak mau mengadopsi teknologi baru.

Karena Revolusi Hijau hanya meningkatkan produksi, bukan pendapatan.

Karena Revolusi Hijau hanya terjadi di negara maju.

Ketidakmampuan masyarakat untuk memahami teknologi modern.

Kurangnya sumber daya finansial untuk mengadopsi perubahan.

Adanya konflik internal antarindividu di dalam komunitas.

Semua perubahan sosial adalah hal yang buruk.

Menurunnya kesadaran akan pentingnya gotong royong.

Munculnya berbagai jenis merek pakaian dan gadget.

Meningkatnya produktivitas ekonomi nasional.

Tidak ada dampak yang signifikan.

Karena globalisasi hanya terjadi di negara-negara maju.

Karena culture shock hanya dialami oleh mahasiswa.

Karena globalisasi menghilangkan semua perbedaan budaya.

Karena globalisasi mengharuskan setiap orang untuk memiliki budaya yang sama.

Remaja menjadi lebih malas untuk belajar.

Remaja tidak lagi memiliki teman.

Keterbatasan akses internet bagi semua remaja.

Interaksi digital memakan terlalu banyak waktu.

Dengan menolak investasi asing dan hanya mengandalkan sumber daya domestik untuk membangun perekonomian.

Dengan menetapkan upah minimum yang sangat tinggi untuk semua pekerja, sehingga perusahaan multinasional tidak bisa mendapatkan keuntungan.

Dengan membatasi perdagangan internasional dan menerapkan kebijakan proteksionisme yang ketat.

Dengan mengandalkan bantuan finansial dari negara maju secara terus-menerus.

Pola konsumsi tidak memiliki hubungan signifikan dengan masalah lingkungan, karena masalah lingkungan lebih disebabkan oleh sektor industri.

Dampak terbesarnya adalah pada polusi udara di kota-kota besar akibat macet, yang tidak berkaitan langsung dengan konsumsi.

Hubungannya adalah dengan meningkatnya penggunaan energi listrik untuk menonton film dari luar negeri.

Dampaknya hanya terbatas pada penggunaan plastik di negara maju, tidak berlaku secara global.

Nilai ekonomi total di sektor manufaktur meningkat, karena pekerja yang tersisa memiliki keahlian yang lebih tinggi.

Nilai ekonomi total menurun karena jumlah pekerja manufaktur yang hilang lebih banyak. Ini mengindikasikan dampak negatif globalisasi.

Nilai ekonomi total tidak berubah. Perubahan ini hanya menunjukkan pergeseran internal, bukan dampak globalisasi.

Nilai ekonomi total menurun, menunjukkan bahwa otomatisasi merugikan ekonomi secara keseluruhan.

Penurunan sebesar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi media asing sepenuhnya menggantikan media lokal.

Penurunan sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa globalisasi menyebabkan hilangnya identitas budaya secara signifikan.

Penurunan sebesar 30%. Tidak ada dampak signifikan pada identitas budaya karena masih ada yang mengonsumsi media lokal.

Rasio tahun 2000 adalah 5:1 dan rasio tahun 2020 adalah 6:1. Tidak ada peningkatan kesenjangan yang signifikan.

Rasio pendapatan tidak relevan karena ketidaksetaraan diukur dari Koefisien Gini.

Rasio tahun 2000 adalah 2.5:1 dan rasio tahun 2020 adalah 3:1. Kesenjangan pendapatan tetap sama.

Rasio tahun 2000 adalah 10:1 dan rasio tahun 2020 adalah 12:1. Kesenjangan pendapatan tidak meningkat.