Pertumbuhan fisik pada anak dapat diukur dengan memantau kenaikan berat badan dan tinggi badan secara berkala.

Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan anak untuk berpikir, belajar, dan memecahkan masalah.

Asesmen perkembangan anak hanya berfokus pada aspek fisik dan mengabaikan aspek emosional serta sosial.

Stimulasi dini yang tepat dapat membantu memaksimalkan potensi perkembangan anak.

Kemampuan motorik kasar seperti berlari dan melompat termasuk dalam perkembangan fisik anak.

Perkembangan bahasa pada anak hanya terbatas pada kemampuan berbicara.

Permainan yang melibatkan menyusun balok atau menggambar adalah contoh stimulasi untuk perkembangan motorik halus.

Perkembangan sosial emosional anak ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan mengelola emosi.

Penilaian perkembangan anak di sekolah dasar biasanya dilakukan melalui tes tertulis yang sangat formal.

Keterlambatan perkembangan pada anak tidak dapat diatasi dan harus diterima begitu saja.

Lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang sangat penting untuk perkembangan emosional anak.

Asesmen perkembangan membantu guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk memberikan dukungan yang sesuai.

Kemampuan anak untuk mengenali warna dan bentuk termasuk dalam perkembangan kognitif.

Perkembangan moral anak mulai terbentuk sejak usia dini melalui contoh dan bimbingan orang tua.

Asesmen perkembangan hanya dilakukan sekali saat anak masuk sekolah.

Kemampuan anak untuk mengikuti instruksi sederhana merupakan indikator perkembangan pemahaman bahasa.

Perkembangan motorik halus sangat penting untuk persiapan anak dalam kegiatan menulis dan menggunakan alat tulis.

Perkembangan kognitif anak usia dini banyak dipengaruhi oleh pengalaman bermain bebas.

Asesmen perkembangan yang baik harus bersifat objektif dan tidak memihak pada satu anak saja.

Tidur yang cukup dan nutrisi yang baik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.