Hudud adalah hukuman yang sudah ditentukan oleh Allah dalam Al-Qur'an dan Hadis untuk pelanggaran tertentu.

Orang yang mencuri barang yang nilainya sangat kecil tetap dikenakan hukuman hudud potong tangan.

Hukuman bagi perampok dalam Islam bisa lebih berat daripada hukuman bagi pencuri biasa.

Bugha adalah istilah untuk orang yang membangkang atau memberontak terhadap pemerintah yang sah dalam Islam.

Hikmah dari penerapan hudud adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Salah satu syarat pelaksanaan hudud bagi pencuri adalah adanya saksi yang adil.

Jika seseorang mencuri karena kelaparan dan kebutuhan mendesak, maka hudud tetap harus dilaksanakan tanpa pengecualian.

Hudud hanya berlaku untuk pelanggaran tertentu seperti zina, mencuri, merampok, dan pembangkangan.

Merampok (hirabah) adalah mengambil harta orang lain secara diam-diam tanpa diketahui korban.

Salah satu hikmah hudud adalah untuk memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan.

Bugha yang bertobat sebelum tertangkap tetap mendapat hukuman hudud penuh.

Potong tangan bagi pencuri hanya dilakukan jika barang yang dicuri mencapai nisab tertentu.

Hudud bisa diubah-ubah sesuai keinginan hakim atau pemerintah.

Hudud bertujuan melindungi hak milik dan kehormatan individu dalam masyarakat.

Dalam kasus perampokan, jika pelaku membunuh korban, hukumannya bisa sampai hukuman mati.

Orang yang mencuri dari orang tuanya tetap dikenakan hudud potong tangan.

Hudud hanya berlaku untuk umat Islam dan tidak untuk non-Muslim.

Salah satu syarat hudud adalah pelaku sadar dan baligh saat melakukan kejahatan.

Jika korban perampokan memaafkan pelaku, maka hukuman hudud otomatis gugur.

Hudud tidak boleh diterapkan jika ada keraguan atau bukti tidak cukup kuat.