Arbitrase melibatkan pihak ketiga yang memiliki kewenangan untuk memutuskan penyelesaian konflik.

Dalam mediasi, mediator dapat memaksakan keputusan pada pihak-pihak yang berselisih.

Kompromi adalah proses penyelesaian konflik di mana semua pihak yang terlibat mendapatkan sebagian dari apa yang mereka inginkan.

Toleransi berarti salah satu pihak memaksa pihak lain untuk menerima pendapatnya demi menyelesaikan konflik.

Voting digunakan sebagai metode penyelesaian konflik berdasarkan suara mayoritas.

Minority consent adalah kesepakatan di mana minoritas menerima keputusan mayoritas tanpa paksaan.

Genjatan senjata adalah penghentian sementara konflik bersenjata untuk memberikan ruang dialog atau penyelesaian damai.

Stalemate terjadi ketika tidak ada pihak yang dapat memenangkan konflik dan kebuntuan tercipta.

Konsiliasi melibatkan upaya pihak ketiga untuk mempertemukan kedua belah pihak dalam diskusi tanpa keputusan yang mengikat.

Koersi adalah bentuk penyelesaian konflik yang dilakukan dengan menggunakan tekanan atau ancaman.

Ajudikasi adalah metode penyelesaian konflik melalui pengadilan atau institusi hukum.

Segregasi adalah pemisahan pihak-pihak yang berselisih tanpa mencari solusi untuk konflik.

Subjugation adalah upaya untuk menyelesaikan konflik dengan memperlakukan salah satu pihak secara setara.

Eliminasi melibatkan penghancuran salah satu pihak dalam konflik secara fisik atau budaya.

Dalam ajudikasi, keputusan yang diambil bersifat mengikat bagi semua pihak yang bersengketa.

Mediasi selalu berhasil menyelesaikan konflik karena pihak ketiga bersifat netral.

Koersi adalah cara damai untuk menyelesaikan konflik dengan menggunakan argumen logis.

Voting dapat menciptakan ketidakpuasan bagi minoritas dalam konflik. Jawaban

Kompromi dan konsiliasi sama-sama melibatkan kesediaan pihak-pihak untuk saling mengurangi tuntutan.

Genjatan senjata tidak selalu berarti penyelesaian konflik yang permanen.